
Hai, hello.. apa kabarnya hari ini? semoga sehat selalu. Tiba juga saatnya ganti V-belt atau umumnya juga di sebut fan belt. Disebut V-Belt karena bentuk nya menyerupai huruf V, dan biasa disebut fan belt karena umumnya ada pada kipas atau fan pada mesin mobil, gitu kayaknya ya? mohon koreksi jika salah ya.
Pada settingan default dari pabrik nya, M.I.D Nmax disetel memberikan tanda peringatan atau berkedip setiap 24.000 km. Jika pada tampilan V-belt trip sudah menempuh jarak 24.000 km maka tulisan v-belt nya akan berkedip untuk memberikan isyarat kepada pengendara agar memperhatikan kondisi v-belt dan bila perlu, melakukan pergantian v-belt.
Saya sengaja tidak ganti V-belt hingga lebih dari 50 ribu km karena iseng aja pengen tau sampai mana kekuatan V-belt. Setiap ke bengkel resmi, pasti mekaniknya bilang, “pak, V-belt nya udah harus ganti”. Yaaaa, namanya juga saran, boleh langsung diganti, entar-entaran juga gapapa, tergantung pendirian aja. Ada yang manut aja, bahkan ada yang baru 20.000 km udah ganti, ada yang tiap 10.000 km, dengan alasan performa, dan lain-lain. Tapi kalo saya sih efisiensi. (kata lain dari bokek 😅)
Buktinya V-belt mio temen saya bisa bertahan, hingga akhirnya putus setelah sekian tahun, artikelnya di sini. Saya tanya selama pemakaian apakah pernah ganti V-belt? jawab nya tidak. Berarti kasarnya bisa dipakai sampai puluhan tahun, (tergantung kilometernya juga sih).
Selama kurang lebih tujuh tahun, tidak ada gejala-gejala atau keluhan pada V-belt, tadinya sih mau dipakai aja sampai putus, tapi dipikir-pikir lagi nanti bakalan repot, harus dorong lah, belum lagi kalo kerusakannya malah merambat ke-mana-mana, jadinya diganti saja, toh sudah melebihi target 2X dari saran pabrikan. Mungkin keluhannya ada di penurunan performa kali ya, karna V-belt nya kendor, sebetulnya bukan V-belt nya yang kendor, tapi lebar V beltnya sudah tergerus sehingga menjadi lebih kecil, jadinya berasa kendor, ya gak salah juga sih.
Seperti biasa, jauh hari sebelum penggantian V belt, saya udah beli duluan V belt dari daytona beserta roller nya.

Roller nya saya pake yang 11 gram, rata. Sebelumnya kan mix 12 dan 10 gram.
Berbekal parts yang sudah disediakan dan booking jadwal service sehari sebelumnya, meluncurlah saya ke yamaha flagship batununggal. Datang ke resepsionis, bilang sudah booking service dan hanya service cvt khususnya penggantian atau penambahan grease di pulley belakang karna sudah lama sekali tidak pernah dibongkar, dan pergantian parts aftermarket.
Setelah menunggu sebentar, Ilsa pun naik meja operasi. Saya sempet minta ke resepsionis agar mekaniknya bisa mendokumentasikan poto sebelum dan sesudah penggantian, tapi kayaknya mekanik nya males, jadinya saya dipanggil, biar bisa moto sendiri 😅. Ya sudah, saya gunakan privilege itu untuk ambil poto sepuasnya.

Setelah dibongkar, biasaaa, mekanik mencari-cari kesalahan menyarankan part-parts yang perlu diganti, karena v-belt dan roller sudah pasti akan diganti, jadinya dia tidak lagi menyarankan itu. Padahal mah biasanya V-belt selalu menjadi part pertama yang disarankan untuk diganti. Bongkar pulley depan, mekanik nya nemu juga “bahan” buat ganti spare part. Yakni slider tutup rumah roller. Memang sebelumnya sudah aus, tapi saya masih ngakalin dengan cara diganjal kertas timah bungkus rokok, karena saat itu dibengkel umum khusus ban, dan tidak menyediakan parts OEM. Tapi karena sekarang dibengkel resmi yamaha, ya sudah ganti saja.
Eitss,, tunggu dulu, bukan saya kalo tidak mengeluarkan jurus efisiensi 😅. Dengan dalih “nanti aja”, si mekanik pun mengeluarkan counter attack, “pakai punya Xeon aja pak, lebih murah, tapi ya kualitas bahannya lebih bagus yang ori nmax.”

Selisihnya lumayan, kalo pake slider punya xeon, total nya 31.500, sedangkan kalo pake punya ori nmax, totalnya 81.000. Lumayan banget, hemat sekitar 50 rb an. Dilihat dari kode partnya sama persis, yang membedakan hanya kode jenis motornya, jadi yaaa, okelah ganti saja.
Okay, sementara mekanik bersih-bersih cvt, saya ambil v-belt dan roller bekas untuk poto-poto.



Kondisi roller sudah tergerus, wajar karena pemakaian sudah sejak april 2017, baca di sini. Lumayan awet juga, bisa nyampe 5 tahun tahun lebih.



Untuk V-belt memang sudah retak-retak, tapi menurut saya masih “bagus” dan masih bisa dipakai kalo emang gak ada budget buat ganti, Mekanik selalu bilang vbelt retak dengan cara ditekuk berlawan arah, ya sudah pasti retaknya makin tambah besar.
Berasa di rumah sendiri, 😅, saya ngambil jangka sorong atau stigmat dan ngukur lebar masing-masing vbelt lama dan vbelt baru, kalo saya salah ngukurnya, mohon koreksi nya.
Setelah selesai poto-poto roller dan vbelt, saya kembali ke ruang oeprasi, mekanik sedang memberikan grease ke sliding sheave pulley belakang, semua grease untuk pulley belakang habis dari wadahnya, puas aja kalo ngeliat part yang kita bayar emang dipake. Tapi saya melirik, pulley depan sudah terpasang, namun wadah grease untuk pulley depan belum dibuka, waaahhh, langsung saya komplen, “pulley depan nya gak dikasih grease??” dengan muka gak enak, mekaniknya bongkar lagi pulley depan dan mengaplikasi kan grease ke pulley pin dan sekitarnya. nah gini kan baru enak, udah bayar tapi gak dipake, dimana jurus efisiensi saya…???? 😅.
Sebelum memasang kembali pulley depan, saya sempet bawa washer atau ring pin mio, tapi katanya ketebelan, dan akhirnya diganti dengan yang lebih tipis (saya lupa pake part motor apa, tapi kalo gak salah inget sih punya nay mio j) tujuannya agar, jarak antara rumah roller dan fixed primary sheave lebih renggang ketika rpm rendah, yang bermuara dengan meningkatnya akselarasi, teori nya sih begitu, ga tau deh nantinya kaya apa.


Kata head mekanik yang mendampingi, awalnya akan terasa seperti ngeden, karena adaptasi dulu, dan juga throttle body dan injectornya belum dibersihkan. Ya sudah, kita lihat saja artikel berikutnya.
Enjoy the reading…
Ara59
Hi… let’s be friend…
e-mail : dawn_alliance@yahoo.co.id
whatsapp : +62816581958
artikel yang sangat bagus
LikeLiked by 1 person
makasih mas.
LikeLike