
rokok secara harfiah bisa melubangi paru-paru mu
Hai, hello.. apa kabarnya hari ini? semoga sehat selalu. Membaca postingan dari beberapa teman blogger tentang berhenti merokok, saya juga jadi kepengen sharing pengalaman saya berhenti merokok.
Beberapa teman blogger (cuman 2 sih…), mempost artikel tentang niat dan usaha mereka berhenti merokok, patut diapresiasi. Dari alasan demi kesehatan, demi anak, hingga demi berhemat, semuanya bisa dijadikan alasan untuk berhenti merokok.., apapun bisa dijadikan alasan untuk berhenti merokok, sekalipun alasan nya konyol dan ngga masuk akal, tapi untuk bisa berhenti merokok, kenapa tidak..?
Kalau mereka baru berhenti merokok baru-baru ini, dengan jangka waktu merokok ada yang sekitar 15 dan 20 tahunan, sedangkan saya sudah berhenti merokok sejak masih di bangku sma, usia 17 an. Yaa, usia dikala seorang anak sedang asyik-asyiknya bereksplorasi dengan hal-hal baru tapi saya malah sudah selesai. Baru juga mulai udah berhenti… ๐
Banyak alasan untuk berhenti merokok, banyak alasan juga untuk memulainya, dari agar dibilang gagah, macho, jantan, biar mulut ngga asem, biar ngga bosen, biar kurus, tapi yang paling sering terdengar mungkin karna coba-coba. Rasa penasaran itu memang mahal harganya.
Awal mulanya saya mulai merokok sekitar smp kelas 2, itu juga hanya coba-coba saja, hasutan dari teman, sebatang dua batang, namun tidak intens. Walaupun ayah saya perokok, namun saya ngga pernah nilep rokoknya barang sebatang pun.., saya beli sendiri ke warung dengan alasan “disuruh bapak” ๐ .
Kelas 3 smp dan 1 sma, rasa untuk merokok agak teralihkan, mungkin karna lingkungan kali ya,, temen-temennya pada sholeh-sholeh, jadinya jadi ngga pengen untuk ngerokok.
Nah naik ke kelas 2 sma, temen-temen nya pada luar biasa… ๐ , jadinya keikut arus, dan mulai merokok lagi.. Pada saat liburan naik kelas, ayahnya temen lagi ke luar kota, otomatis rumahnya dijadikan base camp buat ngebul-ngebul…
Selama satu minggu saya dan teman-teman bebas merokok sepuasnya, sambung-menyambung seperti gerbong kereta api, habis satu batang langsung nyalain satu batang lagi. Sehari bisa habis 2-3 bungkus rokok.
Nikmatnya tuh di mananya sih…??
Setelah seminggu penuh dan puluhan batang rokok yang sudah saya bakar dan hisap ke paru-paru saya, saya mulai berpikir, apa yang saya dapat dengan menghisap rokok ini..?? kenyang kah..? rasa haus hilang kah..?? rasa gundah gulana lenyap kah..???
Apppaaanyyaaa….???
Saya malah jadi bingung, katanya kalau merokok itu nikmat, tapi saya tidak merasakan kenikmatan itu, padahal sudah saya hisap puluhan batang rokok, tapi kenikmatan itupun tidak kunjung datang, malah lebih nikmat cornering… ๐ ๐ .
Jadi semenjak mulainya kegiatan belajar-mengajar di sekolah kelas 3 sma saya sudah tidak pernah lagi menyentuh batang rokok, atau pun menghisapnya walaupun satu kali sedotan. Memang,, ayah saya, om-om, pak De dan kerabat lain masih merokok hingga sekarang, tapi saya sudah tidak melirik rokok lagi, daya pikat dan daya peletnya sudah hilang.
Bahasa lainnya apa ya..?? ngga nge-klik.. atau ngga nge-soul kali yaa.. yaaa, karna memang tidak ada esensi atau intisari yang saya dapatkan dari merokok.
Jadi kalo orang-orang berhenti merokok karna alasan kesehatan,, itu memang benar, dan memang lumrah, tapi kalo alasan saya berhenti merokok karena “feel” nya ngga dapet.. Konyol bukan..?? ๐ , walaupun mungkin kata perokok berat saya bukan termasuk kategori perokok, but hey,,, quit is quit right…??
Berhenti merokok harus berawal dari diri sendiri, bukan dari orang lain, kita pun ngga bisa maksain orang lain untuk berhenti merokok, harus dari kesadaran diri mereka sendiri.
berikut link ke blog yang saya maksud..
stop-merokok-dari-perokok-berat-sharing/
7-alasan-kenapa-saya-berhenti-merokok/
Enjoy the readingโฆ
Ara59
Hiโฆ letโs be friendโฆ
e-mail : dawn_alliance@yahoo.co.id
whatsapp : +62816581958
Alesan saya utk ga merokok karena ayah saya perokok berat ๐
LikeLiked by 1 person
Bagus itu.. ๐ ayah saya juga perokok berat. Tapi hebat euy ngga ngicip rokok..๐๐
LikeLike