aradea59.com

Hai, hello.. apa kabarnya hari ini? semoga sehat selalu. Saat Ilsa tiba di rumah dianter mobil pick up dealer, keadan BBM ilsa dalam keadan kritis, tau sendirilaaah kalo motor baru dari dealer keadaan bensinnya kaya gimana… seiprittt,, Untung pom bensin terdekat jaraknya dalam radius 1.5-2 km, jadi dirasa cukup aman, untuk Ilsa agar sampai di tujuan tanpa harus mogok habis bensin.

prtamax 50 rb

Sampai di Pom keingetan kalo kompresi N-Max 10,5:1 (menurut brosur), dan dengan kompresi segitu dianjurkan minum fanta strawberry (pertamax plus). Tapi Ilsa saya paksakan nenggak pepsi blue (pertamax) sebanyak 5.61 atau Rp 50.000,- (saat itu 8.900 per liter). Setelah itu dipake muter-muter, sudah dipake test konsumsi bbm pada N-Max, dari mulai full hingga kedip-kedip, test indikator per bar, hingga bensin ludes demi ngetes berapa jauh km yg didapat jika indikator trip f muncul. (setelah bensin kosong di top up pertamax plus kur leb 600 ml)

Nah setelah 3 kali refill pepsi blue (pertamax), Ilsa saya coba cekokin pertalite (warnanya apa sih? Ngga sempet ngecek) isi full tank Rp. 48,289 dapet 5,821 liter (harga saat itu Rp 8,300 per liter). Saya isi dipagi hari sembari berangkat ke kantor.

pertalite full

Selama perjalanan ke kantor, Ilsa fine fine saja, diajak santai nurut, tidak ada gejala ndut-ndutan, diajak berakselerasi mendadak juga responsif, hmmm apakah mungkin masih ada sisa pertamax di dasar tangki…. skip skip skip…

Tiba lah di kantor dan Ilsa saya tinggal dengan setia menunggu selama lebih dari 10 jam. Nah kemungkinan karena  sudah lebih 10 jam mengendap, pertalite sudah tercampur merata (kayaknya setelah diisi juga langsung nyampur deh?). tiba saatnya pulang, pakai peralatan perang, balaclava, gloves dan helm airborne 1, siap pulang. Pencet starter mesin normal tidak menunjukkan anomali seperti suara mesin kasar atau vibrasi yg berlebihan, normal.

Tapi setelah buka gas dikit, tenaga ngga keluar, agak ngempos, loyo, tidak se-responsif waktu tadi berangkat,  jadi harus putar gas lebih dalam lagi, hmmm,, apa yg aneh ya? Saya paksakan saja jalan, ketika coba betot gas, tenaga ngga instant keluar, ada jeda sepersekian detik , pokoknya tidak se-bertenaga kala minum pertamax. Kata saya dalam hati,” waduh, Ilsa ngambek nih minum pertalite”.

Selama perjalanan pulang saya kurang menikmati riding bersama Ilsa karena lagi ngambek, terpaksa saya harus cari rute agak memutar agar tangki bensin cepat kosong dan kembali minum pertamax lagi.

Setelah menempuh jarak kurang lebih 250-an km dalam seminggu, akhirnya bensin Ilsa sudah hampir habis, dan langsung ke pom untuk minum pepsi blue lagi. Setelah fuel up 50 rb, langsung ngacir dengan asumsi agar sisa pertalite segera habis dari tangki bensin. Setelah kembali minum pertamax, Ilsa sudah ceria lagi, sudah kembali lagi pada performa awalnya, jadi enjoy lagi riding bareng Ilsa.. 😀

Pabrikan menyarankan bahan bakar sesuai kompresi mesin bukan hanya trik marketing atau trik agar pertamax atau pertamax plus dibeli, tapi karena memang demi keawetan mesin, meningkatkan efesiensi antara performa dan tingkat keiritan bbm, serta kenyamanan berkendara, kalo mesin ngelitik, trus lemah tak bertenaga kan jadi bikin kita nya ngga nyaman. CMIIW yaa… Jadi kalo selisihnya cuman sedikit ya lebih bagus beli yg oktan lebih tinggi tho? tapi sesuaikan dengan kompresi mesin…

Revisi

Enjoy the reading…

Ara59