Hai, hello.. apa kabarnya hari ini? semoga sehat selalu. Semoga sehat selalu. Populasi sepeda motor semakin hari semakin banyak, dan akan jadi lebih buanyak lagi dikemudian hari. Karena pertumbuhan kendaraan bermotor yg luar biasa pesat namun tidak diimbangi dengan pelebaran jalan, maka kondisi lalu lintas di jalan raya jadi semrawut dan tidak keru-keruan.
Ibarat air yang akan mengisi setiap senti ruang yang ada di bawahnya, begitupula dengan motor, jika dihadapkan dengan kemacetan, -contoh yg mudahnya lampu merah-, maka para biker yg ada di belakang mencoba merangsek ke depan dengan cari jalan baru, dari yang berhenti jauuuuhhhh di depan zebra cross hingga jalan “off road” yg tidak lain adalah trotoar bagi pejalan kaki.

penyebrang jalan lewat mana?
Bagi pengguna motor, entah apa yg ada dipikiran mereka jika berhenti di zebra cross bahkan melewatinya, jika satu orang mungkin kita bisa bilang dia tidak ngerti peraturan lalu lintas, namun jika berjamaah??? Weh, weh, weh…., istilah saya, “one imbecile person, the rest will follow”, maksudnya hanya perlu satu orang b**oh dan yg lain akan ngikut. Jadi gini, saya berhenti pas dibelakang garis zebra cross, datang lagi satu biker dan ikut berhenti dibelakang garis, begitu juga dua orang lainnya, masih taat berhenti di belakang garis, namun, tak lama ada satu biker imbecile nyelonong jauuh lewat garis, dan apa yg terjadi? Biker yg tadinya berhenti dibelakang garis pun perlahan maju dan makin maju… kasian pejalan kaki dong mo lewat mana mereka?

off the road
Adapun lewat diatas trotoar merupakan cara instan untuk menghindari kemacetan, -malah jadi tambah macet karena di depannya pasti terjadi botle neck- namun tidak demikian dengan pejalan kaki. Hak mereka untuk berjalan dengan aman dan nyaman dirampas oleh pengguna kendaraan roda dua, tidak sedikit dari para biker yg merasa tidak bersalah atau merasa malu ketika lewat di atas trotoar, bahkan ada juga yang malah marah-marah ke pejalan kaki karena motor mereka terhalang oleh pejalan kaki, miris.

aksi daffa farros

aksi alfini lestari
Di Semarang, seorang bocah SD, bernama Daffa Farros Oktoviarto, tanpa disuruh dan dengan kesadaran sendiri, berani menghadang dan “menendang” mundur pengendara motor yang naik di atas trotoar, beruntung sang biker masih punya rasa malu dan mau untuk mundur. Ada pula di Jakarta, seorang juru masak bernama Alfini Lestari yang juga menghadang para biker yg naik ke atas trotoar. Beberapa orang bersimpati dan memberi dukungan untuk mereka namun ada juga yg bersikap antipati dan bilang hanya untuk mencari sensasi saja — mudah-mudahan yg bilang gini tau rasa kalo lagi jalan di trotoar trus disrobot motor–..
Di bandung juga ada gerakan serupa, namun tidak sefrontal yg dilakukan Daffa dan Alfini, ini merupakan gerakan himbauan kepada para pengendara, baik roda dua dan roda empat agar tidak menyerobot hak para pejalan kaki. Saya kurang tahu siapa atau dari yayasan mana yg mengkomandoi aksi damai ini, yg jelas pesan yg disampaikan tepat dan mengena (bagi yang waras).

himbauan “selamatkan pejalan kaki”
“JADIKAN BANDUNG RAMAH BAGI PEJALAN KAKI” dan juga “SELAMATKAN PEJALAN KAKI” adalah dua spanduk besar berwarna putih dengan tulisan hitam dan warna merah sebagai penekanan pesan yg ingin disampaikan. Masing-masing spanduk dipegang oleh dua orang, caranya pun sopan, yakni bila lampu merah menyala maka mereka ke tengah jalan dan membentangkan spanduk agar pengendara terdepan bisa membaca dengan jelas. Dan bila timer sudah 5 detik lagi, keempat orang tersebut dengan sigap kembali ke pinggir jalan untuk mempersilahkan para pengendara lewat.
Pesan yg ingin disampaikan disini terfokus pada berhenti di belakang garis zebra cross, bukan di atas bahkan melewati zebra cross, hal ini saya ketahui karena ada satu personel lagi dipinggir jalan yang menegur satu orang karena lewat garis dan menyuruhnya mundur, sedangkan temen-temen yg lain berjaga di belakang dan menegur bila ada pengendara motor yg naik ke atas trotoar.

berjaga agar tidak ada motor yg off road
Aksi ini terpaksa berhenti lebih awal dari yg saya perkirakan, hujan turun sehingga memaksa para relawan penegak disiplin dalam berlalu-lintas ini berkemas dan berteduh meninggalkan lokasi.
Dalam berkendara di jalan raya banyak hak-hak pengguna jalan lain yang harus kita hormati, dari mulai hak pejalan kaki hingga pengguna kendaraan bermotor lainnya.
Denger-denger dulu di jl thamrin jakarta pernah menerapkan sistem sinar laser di garis zebra cross, siapa yg lewat garis jika lampu merah menyala akan direkam dan datanya akan diolah hingga pengiriman surat tilang ke rumah yang bersangkutan, namun entah apakah sistem ini masih berjalan atau tidak, atau tempatkan beberapa personil polisi di tiap perempatan untuk menegur bahkan menilang biker yang ndablegh, mungkin ampuh untuk efek jera bagi biker.
Sedangkan untuk trotoar mungkin pemerintah kota bisa membangun trotoar yg tidak bisa dilewati motor atau dipasang palang besi.
Namun bagaimanpun juga kembali lagi ke diri kita masing-masing, mau jadi orang baik dalam berkendara atau yang dihujat orang lain? Karena setitik pun amalan baik akan diperhitungkan kelak kemudian hari.
Enjoy the reading…
Ara59
Hi… let’s be friend…
e-mail : dawn_alliance@yahoo.co.id
whatsapp : +62816581958
nanti mh kalau liat yg gth bawa jaring gan buat yg rider di trotoar
LikeLike
Dia yg salah, nanti malah dia yg ngamuk…
LikeLike