5 comments on “Sudah tidak ada lagi kah “made in china” ??

  1. Sebetulnya mereka bisa bikin produk dengan kualitas bagus, yang jadi masalah pangsa pasar terbesar mereka adalah market dalam negeri sendiri, dulu income percapita mereka cuma 2000 usd pertahun (masih dibawah indonesia), tentunya membuat produk bagus secara bisnis tidak menguntungkan karena pasar terbesar mereka adalah produk low end. Sekarang kondisinya sudah berubah, income percapita mereka tahun 2019 rata rata sudah mencapai 10.000 usd, produk produk kualitas kelas menengah sudah mulai mendominasi pasar mereka. contoh Huawei adalah produk paling laris disana dengan range harga 10 jutaan, xiaomi sendiri kurang laku (dianggap barang low end disana). Itu kenapa pasar mobil dalam negeri mereka juga berkembang pesat seperti DFSK, SGMW, Honda Dongfeng, Nissan Dongfeng, BYD dll. itu karana tuntutan pasar yang menginginkan barang lebih berkualitas.

    Liked by 1 person

  2. made in PRC justru sudah dari dulu mereka pakai, dulu ada dua jenis made in china, Pertama Made in China R.O.C (taiwan) biasanya diproduk komputer, kedua Made in People Republic of China, biasanya di alat alat industri dan produk barang jadul.

    Liked by 1 person

  3. Haloo gan, saya baca review kampas rem daytona kok ga ada yg penjelasan habis nya berapa ribu kilometer? Tidak seperti elig yg dijelaskan habis di 7700 kilometer. Terima kasih.

    Liked by 1 person

    • Halo juga. Kampas rem nya masih tebal dan masih dipakai, nanti kalo sudah habis saya akan update habis setelah jarak tempuh berapa km, tapi cepat atau lama nya kampas rem habis tergantung riding style lho ya. Kebetulan kampas rem daytona yg saya review kampas belakang dan brake style saya cenderung mengandalkan rem blkang, rem depan jarang ditoel, paling untuk emergency atau panic brake saja. Karna pemakaian dominan rem blakang, otomatis cepet habis juga kampas rem nya. Nanti saya update lagi ya.. makasih udah berkunjung.. 🙏

      Like

Leave a comment