Hai, hello.. apa kabarnya hari ini? semoga sehat selalu. Artikel ngga jelas, cuman sebersit pemikiran saya saja. Waktu beli kampas rem daytona ultra force lapinus, pastinya saya baca-baca keseluruhan bungkus nya, dan pas liat di kiri bawah bagian belakang, ada tulisan yang membuat saya mengerenyitkan dahi saya, “heh,,,? apa ini..??”
“MADE IN PRC” buatan mana ini PRC..?? perancis kah..?? atau negara baru kah..??
Setelah googling dikit, saya dapet lah maksud dari made in PRC. PRC artinya people’s republic of china, jadi made in prc sama aja dengan made in china, cuman perbedaan kata aja, intinya mah sama aja.
Dari beberapa sumber yang saya baca, peralihan dari “made in china” ke “made in prc” adalah untuk membuang sentimen terhadap produk china yang sebagian besar adalah produk kw atau tiruan dengan harga murah dan kualitas seadanya, (sama dengan di indonesia, pergantian penyebutan dari etnis cina menjadi etnis tionghoa atau etnis tiongkok, karna kalo nyebut cina dianggap rasis, padahal dunia internasional tetap refer nya china) well ngga semuanya sih,, ada kok buatan cina yang kualitasnya bagus (contohnya apa ya…??? 😅,,, xiaomi mungkin).
Di dunia otomotif mungkin mulai di tahun 2000 an kali ya..? kala itu banyak kloningan motor-motor jepang. Nggak tanggung-tanggung, di copy-paste plek-plek, hingga sekarang pun banyak motor-motor pabrikan jepang yang di copy plek-plek, mulai dari bebek, matic, hingga motor sport nya. Bahkan mobil pun ada.
Jadi bahasa kasar nya coba “mengelabuhi” market dengan mengganti dari made in china menjadi made in prc, tapi lambat laun juga made in prc ketauan juga asalnya dari mana..
Semoga pergantian kata tersebut menjadi pelecut agar kualitas made in prc menjadi semakin baik dan baik lagi. Tapi ya tergantung oknum juga sih…
SNI jangan mau kalah dong….
Enjoy the reading…
Ara59
Hi… let’s be friend…
e-mail : dawn_alliance@yahoo.co.id
whatsapp : +62816581958
Sebetulnya mereka bisa bikin produk dengan kualitas bagus, yang jadi masalah pangsa pasar terbesar mereka adalah market dalam negeri sendiri, dulu income percapita mereka cuma 2000 usd pertahun (masih dibawah indonesia), tentunya membuat produk bagus secara bisnis tidak menguntungkan karena pasar terbesar mereka adalah produk low end. Sekarang kondisinya sudah berubah, income percapita mereka tahun 2019 rata rata sudah mencapai 10.000 usd, produk produk kualitas kelas menengah sudah mulai mendominasi pasar mereka. contoh Huawei adalah produk paling laris disana dengan range harga 10 jutaan, xiaomi sendiri kurang laku (dianggap barang low end disana). Itu kenapa pasar mobil dalam negeri mereka juga berkembang pesat seperti DFSK, SGMW, Honda Dongfeng, Nissan Dongfeng, BYD dll. itu karana tuntutan pasar yang menginginkan barang lebih berkualitas.
LikeLiked by 1 person
made in PRC justru sudah dari dulu mereka pakai, dulu ada dua jenis made in china, Pertama Made in China R.O.C (taiwan) biasanya diproduk komputer, kedua Made in People Republic of China, biasanya di alat alat industri dan produk barang jadul.
LikeLiked by 1 person
Terima kasih info nya..
LikeLike
Haloo gan, saya baca review kampas rem daytona kok ga ada yg penjelasan habis nya berapa ribu kilometer? Tidak seperti elig yg dijelaskan habis di 7700 kilometer. Terima kasih.
LikeLiked by 1 person
Halo juga. Kampas rem nya masih tebal dan masih dipakai, nanti kalo sudah habis saya akan update habis setelah jarak tempuh berapa km, tapi cepat atau lama nya kampas rem habis tergantung riding style lho ya. Kebetulan kampas rem daytona yg saya review kampas belakang dan brake style saya cenderung mengandalkan rem blkang, rem depan jarang ditoel, paling untuk emergency atau panic brake saja. Karna pemakaian dominan rem blakang, otomatis cepet habis juga kampas rem nya. Nanti saya update lagi ya.. makasih udah berkunjung.. 🙏
LikeLike